DELISERDANG - Perkembangan Ekonomi Kreatif di Sumatera Utara sudah cukup hebat. Tapi, sayangannya masih berjalan sendiri-sendiri dan belum terbentuknya sebuah ekosistim yang kuat. Untuk itu diperlukan elaborasi dengan berbagai pihak seperti, Pemerintah,Pelaku ekonomi kreatif,media,akademisi dan sektor perbangkan.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Utara Zumri Sulthony pada acara Workshop Pengembangan Ekonomi Kreatif di Sumut yang digelar Dinas Kebudayaan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumut didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf). Workshop digelar di D'Prima Hotel Kualanamu, Deli Serdang, 24-25 Juli 2024, yang diikuti para pelaku ekonomi kreatif dari berbagai kabupaten/kota di Sumut, akademisi, pemerintah dan kalangan media.
"Di Sumut itu Ekraf nya sudah hebat-hebat. Namun, masih berjalan sendiri-sendiri dan masih menyebar dan belum ada terbentuk suatu ekosistim. Sehingga, belum mengikat satu sama lainnya yang saling mendukung"ucap Zumry dalam sambutannya.
Dengan digelarnya kegiatan ini, lanjut Zumry, akan ada terbentuk semangat bersama untuk menjalin dan saling mendukung antara pelaku Ekraf,akademis,pemerintah dan media. Serta menjadikan suatu cikal bakal perkembangan ekraf di Sumut yang memiliki potensi besar.
"Sumut ini banyak produk ekonomi kreatifnya yang luar biasa. Kain tenun kita dikenal sampai ke mancanegara. Kuliner kita juga sangat kaya. Seni pertunjukan juga begitu, tari, musik dan sebagainya. Ini adalah kekayaan Sumut .
Adapun para pembicara yang memberikan materi selain dari lingkungan Kemenparekraf, Filino Andreas Aritonang dari Komunitas Ibu Kota Kreatif Medan, Kabiro LKBN Antara Azhari, Dekan Fakultas Vokasi Universitas Sumuatera Utara (USU) Isfenti Sadalia.
Pembicara lain Direktur Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif kemnparekraf, Sabartua Tampubolon; Deputi Direktur Bank Indonesia Sumut, Indra; Divisi Ritel Bank Sumut, Indra Sitompul. Para pembicara memaparkan materi sesuai bidang keahliannya. Antara lain kelembagaan pelaku ekraf, peran perguruan tinggi dan media terhadap ekosistem ekraf, hingga berbagai pembiayaan yang mendukung ekraf.