MEDAN - Pasangan ganda campuran Jawa Barat (Jabar) Muhammad Rafi Alayman Jafar/Farica Abela meraih medali emas di bulutangkis perorangan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut.
Lewat permainan yang ketat di babak final yang berlangsung Kamis (19/9/2024) dan disaksikan Ketua Umum PBSI, Fadil Imran, pasangan Farica/Rafi mampu mengatasi perlawanan ganda campuran Jawa Tengah (Jateng) Bernadine Anindya Wardani/Michael Owen lewat rubber set 16-21, 25-23 dan 21-11 dalam tempo 92 menit.
Di set pertama, pasangan Jateng langsung main cepat dan mencetak lima angka beruntun. Setelah itu Jateng terus mendominasi dan memimpin 11-6 saat interval.
Pasangan Jabar yang masih membaca pola permainan Jateng terus berupaya memperkecil jarak, tapi gagal. Jateng menutup set pertama dengan skor 21-16.
Set kedua, Jafar/Farica yang mulai panas berhasil mengimbangi permainan lawan. Kedua pasangan saling bertukar poin. Begitu ketat sehingga selisih tidak pernah sampai lebih dari dua angka. Memasuki interval, Jateng unggul tipis 11-9.
Pasca Jeda Jabar berusaha memperkecil jarak. Mereka meningkatkan intensitas serangan. Kejar-kejaran angka kian ketat. Jateng mencapai poin 20 terlebih dahulu, tapi matchpoint ini gagal dituntaskan karena Jafar/Farica berhasil memaksakan deuce.
Tempo laga meninggi. Sempat terjadi tiga kali deuce sebelum satu pukulan pendek yang meniti bibir net bergulir jatuh ke sisi lapangan kosong Bernadine/Owen. Set kedua berakhir 25-23.
Set penentuan, pasangan Jabar yang kian percaya diri tak lagi ragu-ragu menerapkan strategi ofensif. Mereka terus menekan Bernadine/Owen.
Tak mau kalah, pasangan Jateng melakukan counter yang tidak kalah menyengat. Jual beli pukulan terjadi. Skor susul-menyusul dengan cepat. Namun setelah interval yang hanya bertaut tipis satu poin 11-10, Jafar/Farica mulai melaju. Sebaliknya pasangan Jateng kian sering melakukan unforce error dan gagal menambah satu angka pun. Skor akhir 21-10.
Pelatih Jaba, Iwan Arif Syahbana, mengatakan kunci kemenangan pemainnya adalah tidak terikut dalam langgam dan tempo yang diinginkan lawan. Jafar/Farica bisa keluar dari tekanan Bernadine/Owen dan menggiring tempo jadi lebih lamban.
“Kalau ikut permainan Jateng, kita kalah karena Owen main agresif sekali. Bernadine juga bermain sangat baik. Makanya saya instruksikan agar mereka memperlambat tempo, terutama di set kedua,” ujar Iwan.
Setelah bisa memenangkan di set kedua, menurut Iwan di set berikutnya Jafar/Farica bermain lebih percaya diri. Khususnya Farica yang tidak hanya berhasil menjalankan tugasnya sebagai pemain depan dan pengatur serangan, tapi juga cukup kuat dalam defence.
“Kita lihat Farica tadi. Dia terus menerima pukulan smash dari Owen tapi masih mampu mengembalikan bola, bahkan tak jarang bisa melihat sisi kosong di sisi lapangan Jateng,” ujarnya.
Medali perunggu untuk nomor ganda campuran diraih bersama pasangan ganda Jateng dan juga Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.