-->

Diduga Lalai, RSUD Sultan Sulaiman Disorot: Bayi Pasien BPJS Meninggal, Warga Gelar Aksi di Kantor Bupati Sergai

Puluhan warga yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Sei Bamban menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Serdang Bedagai (Sergai).

Editor: PoskotaSumut.id author photo


Serdang Bedagai
– Puluhan warga yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Sei Bamban menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Serdang Bedagai (Sergai), Senin (15/9/2025) jelang siang.

Aksi damai ini dipicu dugaan kelalaian medis di RSUD Sultan Sulaiman, rumah sakit milik pemerintah daerah, yang menyebabkan sejumlah pasien BPJS, termasuk seorang bayi, meninggal dunia.

Koordinator aksi, Yudi Napitupulu, didampingi kuasa hukum pasien Maruli Tua Saragih, menyampaikan bahwa massa menuntut keadilan atas meninggalnya bayi dari pasangan Sudianto Siregar (33) dan Tonggoria br Tambunan (31), warga Desa Bakaran Batu, Kecamatan Sei Bamban, pada 6 September 2025 lalu.

“Kakak kami sudah dibawa ke RSUD Sultan Sulaiman sekitar pukul 01.46 WIB untuk melahirkan, tapi hanya dilihat saja karena dokter spesialis belum datang. Baru sekitar pukul 10.00 WIB dilakukan operasi caesar, namun bayi laki-laki yang dilahirkan sudah meninggal dunia. Bagi kami orang Batak, kehilangan anak laki-laki itu sangat berarti,” tegas Yudi.

Ia menilai, kematian bayi tersebut sarat dengan dugaan kelalaian medis oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Selain itu, Yudi juga menyoroti sikap manajemen RSUD Sultan Sulaiman yang dinilai cuek dan tidak beritikad baik menemui keluarga korban.

Tuntutan Aksi

Dalam orasinya, Yudi menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya:

  • Memecat Direktur RSUD Sultan Sulaiman.

  • Memecat Kadis Kominfo Sergai.

  • Mengusut tuntas dugaan kelalaian medis yang menyebabkan kematian bayi pada 6 September 2025.

  • Mengadili tenaga medis yang terbukti lalai.

  • Menindak pihak terkait yang dianggap bertanggung jawab.

Massa juga memberikan tenggat waktu 7x24 jam kepada Bupati Sergai untuk memenuhi tuntutan. Jika tidak dipenuhi, mereka mengancam akan kembali dengan jumlah massa yang lebih besar, bahkan siap membawa aspirasi ke Gubernur Sumut.

Respons Pemkab Sergai

Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari Satpol PP dan Polres Sergai. Kasat Pol-PP Wahyudi menyampaikan bahwa Bupati Sergai Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Tambunan saat itu tengah menerima kunjungan menteri di Sei Bamban.

Meski demikian, Bupati Darma Wijaya yang melintas sempat berhenti dan menerima 10 perwakilan massa untuk beraudiensi.

Dalam pertemuan, kuasa hukum keluarga korban, Maruli Tua Saragih, menegaskan bahwa keterlambatan penanganan pasien jelas menunjukkan buruknya pelayanan RSUD Sultan Sulaiman.

“Pernyataan pihak RS yang menyebut sudah sesuai SOP sangat keliru. Faktanya, tidak ada dokter ketika pasien berteriak kesakitan. Kami minta reformasi total di bidang kesehatan Sergai,” ujar Maruli.

Bupati Darma Wijaya sendiri, menurut Maruli, berjanji akan menindaklanjuti laporan masyarakat. Ia menyatakan siap mengambil tindakan tegas, termasuk pemeriksaan dan pencopotan oknum yang terbukti lalai.

Suara Keluarga Korban

Sementara itu, Sudianto Siregar, ayah dari bayi yang meninggal, mengaku kecewa berat terhadap sikap pihak rumah sakit.

“Hingga detik ini, tidak ada niat baik pihak rumah sakit untuk menemui keluarga kami. Mereka arogan dan menganggap sudah sesuai SOP. Biarlah hukum yang menentukan, karena kasus ini akan kami bawa ke tingkat atas. Sebagai orang Batak, saya sangat kehilangan anak penerus marga kami,” ujarnya dengan nada sedih.

Share:
Komentar

Berita Terkini