MEDAN – Banjir bandang dan longsor yang melanda berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) sejak akhir November kini menyisakan luka panjang. Pemerintah Provinsi Sumut mencatat total kerugian mencapai Rp9,98 triliun, menjadikannya salah satu bencana terbesar dalam sejarah provinsi ini.
Angka fantastis itu disampaikan Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, Minggu (7/12/2025). Dari Posko Tanggap Bencana di Gedung Bakti Kwarda Sumut, Bobby menyampaikan bahwa pemerintah terus bekerja siang malam menembus lokasi-lokasi yang masih terisolir.
“Kami berupaya penuh mempercepat penanganan bencana di Provinsi Sumut,” tegasnya.
Kerusakan yang Mengubah Wajah Sumut
Bencana kali ini memporak-porandakan berbagai sektor penting:
-
23 ruas jalan nasional dan 3 jembatan rusak
-
25 ruas jalan provinsi serta 5 jembatan provinsi putus
-
38.878 hektare lahan pertanian terdampak, dengan 5.750 hektare puso
-
397 bangunan sekolah rusak
-
99.169 rumah warga terendam dan rusak
-
131 rumah ibadah ikut terdampak
Di pedesaan, sawah-sawah berubah menjadi lumpur. Di kota, ribuan rumah tenggelam di bawah air kecokelatan yang tak kunjung surut.
Lebih dari 1,5 Juta Jiwa Terdampak
Data sementara menyebutkan:
-
420.631 KK / 1.578.014 jiwa terdampak langsung
-
10.902 KK / 45.032 jiwa mengungsi
-
330 warga meninggal dunia
-
650 orang luka-luka
-
136 warga masih hilang dan dalam pencarian
Bobby menegaskan bahwa tim gabungan terus bergerak. Beberapa wilayah hanya dapat dijangkau menggunakan jalur sungai maupun udara.
“Ada 13 kecamatan yang masih terisolir, tapi distribusi bantuan tetap kita pastikan sampai,” ujarnya.
Presiden Prabowo: Kerja Tanpa Lelah
Presiden Prabowo memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran pemerintah dan relawan yang bekerja menanggulangi bencana.
“Kita melihat kekuatan kita. Dengan kerja sama dan kekompakan, kita mampu menghadapinya. Kita kerja tanpa lelah,” ucapnya.
Ungkapan tersebut menjadi dorongan moral bagi ribuan petugas yang kini masih berada di lapangan.
Harapan di Tengah Luka
Di tengah tumpukan kerusakan, harapan tetap tumbuh. Di posko-posko pengungsian, warga saling membantu. Relawan bolak-balik mengangkat bantuan dan menghibur anak-anak yang kehilangan rumah mereka.
Pemprov Sumut memastikan penanganan akan terus dilanjutkan hingga fase pemulihan selesai. Pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah jangka panjang agar bencana serupa tak lagi memporak-porandakan Sumut.
