PADANGSIDEMPUAN - Terkait adanya informasi dari salah seorang orang tua korban murid kelas II A, SDN 200508 Sihitang Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, kepada awak media Poskotasumut, tentang adanya pelecehan seksual dilingkungan sekolah pada jam belajar.
Sekira jam 11.00 Wib pagi, beberapa awak media hendak konfirmasi kesekolah tersebut, namun sangat disayangkan awak media mendapat sambutan yang kurang harmonis dan sikap arogansi dari kepala sekolah.
Erlina Ritonga Spd ( kepala sekolah ) mengusir, memaki - maki dan sembari menyebutkan backingnya, polisi, tentara dan nama salah seorang wartawan Kota Padangsidimpuan.
"Kalian (wartawan) tidak berhak mengkonfirmasi saya, karena saya punya pimpinan kepala Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan dan kalian tidak berhak pergi ke Dinas Pendidikan untuk konfirmasi terkait masalah pelecehan ini, ingat apabila kalian pergi ke Dinas pendidikan saya akan tuntut kalian ucap kepala sekolah Erlina Ritonga kepada wartawan Poskotasumut.
Kejadian pelecehan seksual ini terungkap pada hari sabtu 04 Maret 2023, ucap salah satu orang tua korban yang merasa keberatan atas kejadian pelecehan seksual ini dan tak mau disebutkan namanya.
Beberapa orang tua korban mengatakan, bahwa korban pelecehan seksual itu ada sebanyak 11 (sebelas) orang murid, satu murid lelaki dan sepuluh murid perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual , dimana pelakunya diketahuai sebanyak 3 (Tiga) orang murid lelaki kelas II A.
Saya akan tuntut pelaku dengan seberat-beratnya dan tak lepas juga pihak sekolah harus bertanggung jawab, karena kejadian ini terjadi di sekolah dan pada jam pelajaran sekolah, dimana semua guru sekolah ucap orang tua korban.
Harapan saya, pelaku di hukum sesuai hukum yang berlaku, pelaku dikeluarkan dari sekolah dan sekolah juga diharapkan untuk memperbaiki kinerja guru-guru disekolah tersebut, karena kasus ini mencoreng Dunia Pendidikan di Kota Padangsidimpuan ucap salah satu orang tua korban yang tak mau disebutkan namanya.
Hingga berita ini di publikasikan, pihak sekolah khusunya kepala sekolah tidak mau di konfirmasi.
(Tigor)