BELAWAN - Saat ini, warga Kota Medan hendaknya selalu berhati-hati untuk keluar dari rumah dalam menjalankan aktifitas atau lain, terkhusus pada malam hari. Karena, keselamatan diri bisa terancam seperti yang dialami pria ini.
M Ridho (22) warga Kelurahan Nelayan Indah Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menjadi korban sadis kawanan begal saat melintas di Jl. KL Yos Sudarso Km 14, Simpang Darmin, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan.
Akibatnya, tangan kanan korban nyaris putus disabet senjata tajam jenis kelewang. Kepada wartawan, Rabu 29 Mei 2024, Ridho menceritakan kronologi yang menimpah dirinya, pada saat itu, Salasa 28 Mei 2024, sekira pukul 23:00, dirinya mengendarai sepedamotor bersama seorang temannya, hendak pulang ke rumahnya usai berkunjung ke rumah sahabatnya di Martubung.
Saat melintas di Jl. KL Yos Sudarso Km 14 Simpang Darmin, tiba-tiba dirinya dihadang oleh sekelompok remaja bersepedamotor yang baru keluar dari Gang Darmin. Tanpa banyak cakap, kawanan begal langsung menebas tangan kanannya hingga nyaris putus. Namun, teman korban langsung tancap gas menyelamatkan diri.
"Saat itu, kami baru pulang dari rumah kawan di Martubung dengan mengendarai tiga sepeda motor, sedangkan aku berboncengan dengan kawan. Saat melintas di depan Gang Darmin, tiba-tiba sekelompok pemuda keluar dari Gang Darmin mengepung kami dan naas aku yang dibelakang terkena sabetan senjata tajam jenis kelewang," tutur Ridho.
Dijelaskan Ridho, teman-temannya segera membawa dirinya ke Rumah Sakit Wulan Windi dan tangan kanannya mendapat puluhan jahitan.
Sementara itu, ibu korban Suhartini ,58, kepada wartawan mengaku, belum ada membuat Laporan Polisi karena masih trauma melihat keadaan anaknya, apalagi ayah korban disebutkan mengidap penyakit jantung dan gula.
"Anakku ini baru 6 hari bekerja di KIM II, dan perobatannya kami tanggung sendiri karena BPJS menolak perawatan korban kejahatan, biaya operasi dan perawatannya saja kami sudah dikenakan biaya sebesar Rp. 15.600.000,- padahal dia masih harus berobat jalan, terpaksa kami harus mengadaikan surat rumah kami ini biar ada biayanya, " tutur ibu korban