MEDAN - Keterbatasan anggaran (Dana) dan alat untuk berlatih tidak menjadi hambatan Pengurus Provinsi (Pengprov) Esport Indonesia (ESI) Sumatera Utara dalam meraih juara umum dalam pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Sumut-Aceh yang akan digelar pada bulan September 2024 ini.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengprov ESI Sumut Brigjen TNI Asep Jauhari Puja Laksana, diwakili Ketua Harian Max Wilander Simanihuruk kepada wartawan, kemarin. Dijelaskannya, Cabor Esport baru pertama kali dipertandingkan di PON XXI 2024 Sumut-Aceh.
“Ya, cabor Esport pertama kali dipertandingkan di PON. Karena di PON 2021 lalu Cabor Esport masih eksebisi, jadi di PON 2024 ini sudah resmi,” kata Max Wilander
Max Wilander menerangkan, tahun ini kita tidak ada dana untuk try out dan itu salah satu kendala. Kemudian, standarisasi peralatan selama latihan juga minim. Di mana yang nomor-nomor kategori game mobile itu smartphone yang dipakai anak-anak mayoritas spesifikasinya masih di bawah standar. Seperti RAM masih rendah dan sebagainya,” ungkap Max Wilander.
Max Wilander merincikan, ada lima nomor pertandingan yang diperlombakan di PON 2024 yang digelar pada 13-19 September di Medan Internasional Convention Center (MICC) Medan.
Kelimanya antara lain Free Fire, PUBG, Mobile Legends Bang Bang, Lokapala, dan eFootball (konsol gim PS5). “Selain itu ada dua nomor pertandingan eksebisi di Cabor Esport PON 2024, yakni Honor of Kings dan Battle of Guardians,” ungkapnya.Lebih lanjut ia mengatakan, setiap nomor pertandingan diperkuat 5 atlet karena masuk kategori beregu, kecuali nomor pertandingan eksebisi Battle of Guardians hanya satu atlet karena kategori perorangan.
“Kita di PON 2024 ini berkekuatan 25+6 atlet dengan 5 pelatih. 25 atlet untuk 5 nomor yang memperebutkan medali, sedangkan yang eksebisi 6 atlet dengan rincian Honor of Guardians 5 orang dan Battle of Guardians 1 orang,” bebernya.
“Rata-rata atlet kita semuanya masih berprofesi mahasiswa dan hanya satu yang masih pelajar dari Free Fire,” sambung Max Wilander.
Lebih lanjut ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan try out dengan mengikuti berbagai kompetisi seperti eFootball di Lombok, Free Fire di Bali, PUBG di Jakarta. Namun itu semua terlaksana di 2023 lalu.
Sementara untuk nomor Lokapala, lanjutnya, pihaknya hanya bisa latih tanding alias sparing dengan provinsi lain karena masih minim kompetisi di nomor ini. Sehingga keterbatasan try out dan peralatan yang masih di bawah standar menjadi kendala utama kontingen ESI Sumut menatap PON 2024.
“Untuk nomor eFootball, sebelumnya anak-anak itu latihan di rental PS. Setelah itu kami mengajukan minta bantuan PS5 sebanyak 2 unit. Tapi dikasih cuma satu dan akhirnya kemarin kami dari pengurus patungan sehingga akhirnya satu unit lagi bertambah,” ucapnya.
Dengan keterbatasan tersebut, Max Wilander mengaku optimis pihaknya bisa keluar sebagai juara umum di Cabor ini karena baru perdana dipertandingkan di PON 2024 nanti. Dari 5 medali emas yang diperebutkan, pihaknya realistis dengan 2 emas.
“Awalnya target kita 3 emas, setelah kita kaji dari hasil try out dan dari kemampuan dari provinsi lain kita agak menurunkan sedikit, tapi bukan maksud pesimis, menjadi 2 emas. Tapi target utama kita tetap jadi juara umum. 2 emas itu optimis kita raih di nomor Mobile Legends dan Lokapala,” pungkasnya.