Edy Rahmayadi - Hasan Sagala Minta Sahabat Pers Kawal Pilgub Sumut

Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Nomor Urut 3 Edy Rahmayadi dan Hasan Sagala, meminta kepada Insan Pers yang ada di Sumatera

Editor: PoskotaSumut.id author photo


MEDAN -  Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Nomor Urut 3 Edy Rahmayadi dan Hasan Sagala, meminta kepada Insan Pers yang ada di Sumatera Utara, untuk bersama - sama mengawal jalannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) khususnya Pilgub yang akan digelar pada tanggal 27 Nopember 2024, nanti.

Permintaan ini disampaikan Paslon Edi Rahmayadi dan Hasan Sagala pada acara temu kangen Sahabat Pers Sumut, di Rumah Makan Wong Solo, Jalan Gajah Mada Medan, Sabtu 23 Nopember 2024, Malam. Puluhan Insan Pers tampak hadir pada acara yang penuh keakraban itu.

Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi sedikit bercerita sepanjang perjalanan demokrasi di Indonesia setelah reformasi tahun 1998 lalu yang dinilainya belum berjalan sesuai ruhnya reformasi.Contohnya, Pilkada di tahun 2008, dimana saat itu, Syamsul Arifin terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara. Yang menjadi pertanyaannya, Apakah sudah benarkah demokrasi pada saat itu. Kemudian Pilkada 2013 yang saat itu Gubernur terpilih Gatot Pujo Nugroho. Pertanyaannya lagi, sudah rapi kah dan benarkah. demokrasi pada saat itu. 

Dan di Pilkada 2018 Gubernur terpilih adalah saya, pertanyaannya sama, apakah sudah benar jalannya demokrasi. Dan, saya jawab, pada saat itu sangat tidak baik demokrasi itu berjalan. Kenapa. Karena terbelahnya agama pada saat itu, antara Islam dan Nasrani, jelas itu bukan wajahnya demokrasi.

Selain itu, Edy Rahmayadi menyinggung, soal jadwal kampanye yang hanya diberikan selama 60 hari. Tentunya, waktu tidak lah cukup untuk mengelilingi seluruh wilayah Sumatera Utara yang luasnya mencapai 18,3 juta Ha.

" Saya disuruh kampanye selama 60 hari, ini yang nyuruh nggak jelas, sampai kendadapan saya, akhirnya datang ke suatu Kabupaten, terpaksalah dari satu tempat ke tempat lainnya, hanya bisa say hello,.. Horasss,.., cakap dikit, lalu pergi lagi ke daerah lain, bukan itu demokrasi kawan, suka-sukanya aja kasih waktu, yang penting selesai. Akhirnya nggak peduli dia, siapa yang akan menjadi pemimpin nanti, itu urusan belakang. Akhirnya, itu membuat orang apatis."ucap Edy.

Jadi lanjut Edy, Disinilah peran penting adanya wartawan dalam mengawal jalannya demokrasi di negeri ini. Sebab, wartawan itu yang dibutuhkan pada dirinya adalah analisisnya.yang tinggi dalam menelaha suatu persoalan yang muncul.

Dalam pertemuan tersebut, Edy Rahmayadi juga menegaskan peran penting wartawan dalam menjaga demokrasi yang sehat dan objektif. Menurutnya, wartawan memiliki tanggung jawab strategis dalam memberikan pencerdasan kepada masyarakat, khususnya dalam konteks Pilgubsu.

“Masyarakat Sumut pada dasarnya paham siapa yang sebenarnya pantas menjadi gubernur ke depan. Namun, wartawan punya peran sentral dan strategis untuk membantu mereka menentukan pilihan secara objektif dan rasional. Wartawan bukan sekadar pelapor, tetapi juga harus mampu menyajikan analisis yang mendalam agar demokrasi berjalan jujur, adil, dan bermartabat,” tegas Edy.

Edy juga menekankan bahwa perjalanan politiknya selama ini tidak bisa dilepaskan dari kontribusi media. “Saya jadi gubernur bukan karena wartawan, tetapi saya tidak bisa menjadi gubernur tanpa wartawan,” ungkapnya, disambut tepuk tangan para jurnalis.

*Komitmen Kawal Pilgubsu Bersih*

Ketika ditanya tentang keyakinannya terhadap pelaksanaan Pilgubsu yang adil dan bebas dari kecurangan, Edy Rahmayadi dengan tegas menjawab bahwa ia optimis.

“Kalau saya tidak yakin Pilgubsu berlangsung adil, saya tidak akan maju. Jika ada indikasi kecurangan, itu tugas kita semua untuk menghempangnya. Wartawan harus berada di garda depan mengawal demokrasi ini,” ujar Edy.






Share:
Komentar

Berita Terkini