DAIRI - Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, mendadak menjadi sorotan setelah puluhan mahasiswa dan pemuda yang mengatasnamakan Gerakan Spontanitas Mahasiswa dan Pemuda menggelar aksi demonstrasi pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Aksi ini menarik perhatian karena para demonstran dengan berani mengibarkan bendera ikonis One Piece, sebuah simbol petualangan dan perlawanan, sebagai representasi tuntutan mereka. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Dairi untuk segera mengatasi berbagai permasalahan pelik yang telah membawa daerah tersebut ke ambang darurat kesehatan dan sosial.
Dari DPRD Hingga Markas Polisi
Aksi unjuk rasa ini berlangsung secara terkoordinasi, dimulai dari Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dairi, yang menjadi titik awal penyampaian aspirasi. Dari sana, massa bergerak menuju Kantor Bupati Dairi, tempat mereka berharap suara mereka didengar langsung oleh pimpinan daerah. Perjalanan diakhiri di Kantor Kepolisian Resor (Polres) Dairi di Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang, menandakan bahwa tuntutan mereka juga menyasar aspek penegakan hukum dan keamanan.
Kordinator aksi, Andi Silalahi dan Ahmad Mansyah Siregar, secara bergantian menyampaikan poin-poin krusial yang menjadi dasar aksi mereka. Mereka menyoroti beberapa isu mendesak yang menurut mereka, telah merusak tatanan sosial dan masa depan generasi muda di Dairi.
Salah satu tuntutan utama yang diutarakan adalah agar Pemerintah Dairi segera mencabut izin, menutup, dan melarang operasional tempat hiburan malam (THM) di wilayah tersebut. Andi Silalahi dan Ahmad Mansyah Siregar dengan tegas menyatakan, "THM yang berada di Dairi dinilai telah menimbulkan keresahan, ketakutan, pengaruh buruk pada lingkungan, merusak kerukunan masyarakat, serta mengancam regenerasi bangsa." Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam terhadap dampak sosial dan moral yang ditimbulkan oleh keberadaan THM.
Selain itu, para demonstran juga mendesak pemerintah untuk "membuka mata" dan lebih serius dalam melindungi keselamatan masyarakat dengan melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba yang kian marak. Isu narkoba menjadi perhatian serius karena dianggap sebagai ancaman nyata bagi kesehatan publik dan masa depan pemuda Dairi.
Aksi tersebut diakhiri di mapolres Dairi, di mana peserta demo secara spesifik meminta Kapolres Dairi AKBP Otniel Siahaan untuk serius dalam mengusut dan memberantas narkoba, menindak kriminalitas yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), serta menjalankan penegakan hukum secara profesional terhadap kasus-kasus di Dairi. Tuntutan ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki harapan besar terhadap peran kepolisian dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib.
Di halaman Kantor Bupati, perwakilan aksi diterima oleh Asisten Pemerintahan Jonny Hutasoit. Ia menyampaikan apresiasi atas tuntutan yang disampaikan dan berjanji akan meneruskannya kepada Bupati Dairi, Vickner Sinaga. Respons ini, meskipun belum berupa tindakan konkret, diharapkan menjadi awal dari dialog dan solusi atas permasalahan yang disuarakan.
Sepanjang aksi berlangsung, situasi tetap aman, tertib, dan lancar. Puluhan petugas kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) turut mengawal ketat jalannya demonstrasi, memastikan tidak ada insiden yang mengganggu ketertiban umum. Demonstrasi ini menjadi cerminan bahwa masyarakat Dairi, melalui suara mahasiswa dan pemudanya, kini menuntut perubahan dan komitmen nyata dari para pemangku kebijakan.(capah)