![]() |
| Kursi Listrik |
Kursi listrik pertama kali ditemukan oleh Albert Southwick, seorang dokter gigi asal New York, pada tahun 1881. Ide itu muncul setelah ia menyaksikan seorang pria pemabuk tewas seketika akibat tersengat listrik. Dari situ, Southwick berasumsi bahwa listrik bisa menjadi cara eksekusi yang lebih cepat dan “tidak menyakitkan” dibanding hukuman gantung yang umum digunakan kala itu.
Ia kemudian mulai merancang sebuah kursi khusus yang mampu menyalurkan arus listrik bertegangan tinggi ke tubuh terpidana secara terkontrol. Temuannya sempat dianggap sebagai inovasi modern dalam sistem peradilan Amerika Serikat pada akhir abad ke-19.
Namun, secara ilmiah dan praktik, hasilnya jauh dari harapan. Arus listrik kuat memang dapat menghentikan kerja jantung dan otak, tetapi juga menimbulkan luka bakar parah, kerusakan jaringan luas, dan sering kali tidak menyebabkan kematian seketika. Dalam banyak kasus, proses eksekusi berlangsung brutal dan menyakitkan.
Seiring waktu, protes terhadap metode ini semakin meningkat. Banyak negara bagian di AS maupun negara lain akhirnya meninggalkan kursi listrik, beralih ke cara eksekusi yang dianggap lebih manusiawi, seperti suntikan mati (lethal injection).
Kini, kursi listrik lebih sering dipandang sebagai simbol sejarah kelam dari pencarian manusia terhadap “kematian yang beradab”.
