MEDAN – Sembilan bulan masa kepemimpinan Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas dan Wakil Wali Kota Zakiyuddin Harahap dinilai belum menunjukkan perkembangan signifikan dalam penanganan banjir yang kerap melanda Kota Medan. Kondisi ini menuai sorotan dari sejumlah pakar dan pemerhati kota yang tergabung dalam Forum Grup Diskusi Banjir Medan.
Pemerhati Infrastruktur: “Tanpa Kejujuran dan Kewarasan, Banjir Tak Akan Pernah Selesai”
Pemerhati pembangunan infrastruktur Kota Medan, Erikson Lumban Tobing, menilai bahwa program apa pun yang dijalankan pemerintah dapat memberikan hasil selama dikerjakan dengan kejujuran dan kewarasan.
“Apa pun program beliau untuk mengatasi banjir di Kota Medan, pasti akan tampak hasilnya asalkan dilakukan dengan kejujuran dan kewarasan. Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, omong kosong banjir bisa diatasi,” ujarnya.
Erikson menyebut persoalan banjir tidak hanya persoalan waktu. Menurutnya, beberapa periode wali kota sebelumnya pun belum mampu menuntaskan persoalan ini.
“Jangankan sembilan bulan, beberapa wali kota sebelumnya saja tak beres-beres juga. Tapi kalau dikaitkan dengan janji kampanye, seharusnya sudah bisa dibuktikan lewat tindakan nyata,” tegasnya.
Ia mencontohkan proyek pemasangan U-Ditch di Jalan Juanda, yang menurutnya tidak jauh berbeda dari pola pemerintahan sebelumnya.
“Kalau tindakan nyatanya seperti U-Ditch di Jalan Juanda, ya sama saja seperti wali kota sebelumnya. Yang penting proyek,” tambahnya.
Jaya Arzuna: “Siap Jadi Wali Kota, Tapi Tak Tahu Mau Mengerjakan Apa”
Pemerhati pembangunan Kota Medan lainnya, Jaya Arzuna, mengemukakan penilaian serupa. Ia menilai Wali Kota Medan masih belum memahami persoalan dasar terkait banjir.
“Siap jadi wali kota tapi tak tahu untuk apa jadi wali kota dan tak tahu apa yang akan dikerjakan. Kalau masih mencari formula, berarti tidak tahu bagaimana kondisi Medan dan apa itu banjir,” tegasnya.
Dengan gaya satir, Jaya menggambarkan lamanya proses jika pemerintah terus hanya “mencari formula”.
“Oke. Satu tahun cari formula, satu tahun lagi rumuskan, satu tahun buat konsep, satu tahun rancang program, satu tahun administrasi, satu tahun lagi… ke laut,” ujarnya sambil tertawa renyah.
Yanuar Mahdi: “Dari Dulu Hingga Sekarang, Niatan Penanganan Banjir Tak Pernah Tulus”
Sementara itu, pemerhati kota lainnya, Yanuar Mahdi, menyebut belum ada wali kota yang benar-benar mampu menyelesaikan masalah banjir Medan. Menurutnya, persoalan utamanya terletak pada ketidaktulusan niat.
“Wali kota per wali kota belum ada yang bisa mengatasi banjir. Karena niatnya nggak tulus. Kita lihat saja sampai akhir masa jabatan. Dan wali kota berikutnya pun pasti bicara lagi: cari formula,” ujarnya.
