Teks Foto : Hajar Aswad dan Dr.H.Ilyas Sitorus Kadis Kominfo Provinsi Sumut
MEDAN - Di Indonesia untuk mendapatkan kuota berhaji harus menempuh perjuangan yang sangat berat. Seorang Jamaah yang hendak berhaji harus menunggu waktu yang cukup lama. Ada yang harus sampai menunggu 10 tahun, 20 tahun, bahkan sampai 30 tahun.
Setelah mendapat kuota pun, para Jamaah harus berjuang dengan mempersiapkan fisik dan kesehatan tubuh yang benar-benar sehat. Karena, di Makkah Al Mukaromah, Jamaah dihadapkan dengan serangkaian kegiatan aktifitas yang memerlukan energi kuat, seperti melempar Jumroh dan Tawaf mengelilingi Ka'Bah serta berebutan untuk mencium Hajar Aswad yang diyakini oleh umat Islam berasal dari Surga.
Dalam keyakinan muslim disebutkan bahwa yang pertama kali menemukannya adalah Ismail dan yang meletakkannya adalah Ibrahim. Dalam sebuah riwayat, dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh Jazirah Arab.
Namun, makin lama sinarnya makin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna Hitam. Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya.
Pada saat ini, batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka'Bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Muhammad. Karena dia selalu menciumnya setiap saat tawaf.
Dan saat sekarang ini, untuk dapat menciumnya pada saat musim Haji, bukanlah suatu yang mudah. Sebab, ribuan Jamaah dari seluruh negara berebutan untuk dapat menciumnya.
Hal ini lah yang dirasakan atau dialami Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadis Kominfo) Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) Dr.H. Ilyas Sitorus. MPd, ketika berjuang untuk dapat mencium Hajar Aswad saat menjalani Ibadah Haji beberapa waktu lalu. Begini Ceritanya
Dijelaskannya, untuk dapat mencium batu Hajar Aswad, bukan lah sesuatu yang mudah atau gampang. Apalagi di saat musim Haji, dimana ribuan bahkan jutaan ummat dari seluruh plosok dunia datang untuk menjalankan Rukun Islam ke 5 ini.
Saat itu, dirinya sendirian, keluar dari rombongan untuk dapat mencium Hajar Aswad. Dengan penuh keyakin dan memmotivasi dirinya harus dapat menyentuh dan mencium batu Hajar Aswad tersebut.
"InshaAllah, Bismillah ,..Allah Akbar,...Menyentuh dinding Ka'Bah itu InsyahAllah tidak begitu sulit. Namun, tetap perlu Perjuangan,perlu kesabaran, tentunya juga tenaga dan tenaga, serta fisik yang prima. Pas itu, datanglah bagaikan terhempas ombak manusia, badan ini, terombang ambing kesana kemari. Sudah mendekati tapak Nabi Ibrahim, tubuh sudah sempoyongan sambil berdoa, Ya Allah,..sampaikanlah aq ke Hajar Aswad. Sambil berzikir,...Allah Akbar,...Allah Akbar,...Allah Akbar,..sampaikan lah ya Allah,...Tiba-tiba, datang lagi ombak manusia dan terdorong lagi sampai lebih kurang 3 meter jarak ke Hajar Aswad,"terangnya.
Terus lanjut Ncek Li biasa disapah, dirinya berusaha lagi mendekatinya, terhempas lagi oleh ombak manusia, hampir satu jam lebih berkutat-kutat di depan Hajar Aswad. Tak begitu lama, tiba-tiba ada ibu-ibu dari Indonesia pingsan, langsung dilempar kan aja ama orang-orang di sekitar itu.
Menurutnya berdasarkan informasi kita dengar, biasanya orang yang berkelompok itu, habis dapat menyium Hajar Aswad itu, kawan-kawannya mengakat, buang saja. Jadi, tak masalah mau kena siapa, uda begitu lah yang terjadi di sana, uda kayak tuntutan ke kuatan apa gitu di Makkah itu,uda tak peduli lagi.
"Banyak juga para Jamaah itu yang hidungnya berdarah-darah,kena sikut, belum lagi saling tarik menarik, bertengkar dan macam-macam kejadianlah. Seperti di depan ku, orang dari Uzbekistan mengangkat orang, sambil dicampakan begitu aja, tak perduli dia kena siapa. ku lihati aja, sambil ku bilang. "InsyahAllah...InsyahAllah...please...please"....Habis dia mencium Hajar Aswad, dikasihnya aku,...sambil mengatakan sama aku,...please..please....langsung lah aku mencium Hajar Aswad."jelas Ncek Li
Begitu selesai lanjut ncek Li, di belakang ku ada Jamaah lain memanggil aku,..Haji..Haji...,tiba-tiba datang lagi ombak manusia menyorong tubuh ini, hingga bergeser ke tempat semula dan terduduk sambil kaki sebelah terselunjur uda terpijak jemaah lain. Sambil berdoa lagi,.."Ya Allah,..selamatkan aq Ya Allah,..,terus aku berteriak Help me...Help..me,....Allah Akbar...Allah Akbar",..ada yang menarik, tapi kaki nyangkut di celah-celah kaki orang juga.
Entah bagaimana, tiba-tiba datang lagi ombak manusia dan akhirnya kaki ku terlepas, tapi tak bisa bangkit, karen kaki sebagian masih tepijak, berbalik aku dengan punggung mengahadap ke atas sambil dilintasi orang-orang yang ingin mencium Hajar Aswad. Entah bagaimana juga ada yang menarik, tapi ada yang marah, karena posisi aku menghalangi mereka.
"Belum perna aku basah tubuh sebanyak itu, karena keringat, seperti dimandikan tubuh ini, basah seluruhnya. Satu jam setengah barulah bisa keluar dari ombak manusia. Waaahhh,..pokoknya seperti kehabisan oksigen, tapi syukur ALhamdulillah bisa keluar dari kerumunan ribuan jamaah dari seluruh negara. Memang mencium Hajar Aswad itu bukan wajib, tapi Sunnah."ucap Ncek Ilyas sambil mengatakan, walau kondisinya seperti itu. Kita akan rindu kembali ke Ka'Bah, rumah Besarnya Allah SWT.