JAKARTA - Ketua Umum Jaringan Pergerakan Masyarakat Bawah (Jaga Marwah), Edison Tamba, kembali memimpin aksi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin 13 Oktober 2025.
Dalam aksinya, Edison bersama puluhan massa menuntut KPK menghadirkan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti Sitorus dalam sidang kasus dugaan korupsi yang menyeret Topan Ginting.
Dalam orasinya, Edison menuding KPK mulai kehilangan ketegasan dan keberanian dalam menegakkan hukum. Ia menilai lembaga antirasuah itu seolah melindungi pihak-pihak tertentu yang seharusnya juga dimintai keterangan.
“Kalau Ketua KPK tidak mampu menghadirkan Bobby Nasution sebagai pimpinan eksekutif dan Erni Sitorus sebagai pimpinan legislatif terkait pergeseran anggaran yang disebut dalam persidangan Topan Ginting, lebih baik mundur dari jabatan. Jangan jadikan KPK alat kekuasaan,” tegas Edison di hadapan massa aksi.
Jaga Marwah menilai, kehadiran Bobby dan Erni di pengadilan sangat penting untuk mengungkap keterlibatan aktor lain dalam kasus tersebut. Mereka menegaskan bahwa keadilan tidak boleh berhenti pada satu nama saja.
Dalam aksi itu, massa membawa berbagai spanduk bertuliskan “Usut Tuntas Kasus Topan Ginting”, “Jangan Lindungi Siapapun”, hingga “KPK Jangan Main Aman”.
Aksi berjalan tertib, namun sarat dengan tekanan politik dan moral terhadap pimpinan KPK.
Edison menutup orasinya dengan ultimatum keras:
“Kami akan terus turun ke jalan. Jika KPK tidak berani membuka semua yang terlibat, Jaga Marwah tidak akan diam.”
