-->

RSUD Pirngadi Medan Dapat Rp158 Miliar, Tapi Dokter Spesialis Masih Minim

Meski masih kekurangan tenaga dokter spesialis maupun subspesialis, RSUD Pirngadi Medan justru lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan

Editor: PoskotaSumut.id author photo


MEDAN – Meski masih kekurangan tenaga dokter spesialis maupun subspesialis, RSUD Pirngadi Medan justru lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan fisik dan perlengkapan medis.

Berdasarkan APBD 2025, rumah sakit milik Pemko Medan itu mendapat anggaran sebesar Rp158 miliar. Namun tidak ada alokasi khusus untuk perekrutan dokter spesialis. Sebagian besar dana dipakai untuk belanja kantor, alat medis, serta rehabilitasi gedung.

Hal ini diakui anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah. Menurutnya, anggaran RSUD Pirngadi lebih dominan untuk pembangunan fisik, seperti rencana fasilitas radioterapi dengan pembangunan bunker nuklir di bawah tanah, hingga perbaikan AC dan mekanik elektrikal.

“Untuk penambahan gedung tidak ada. Hanya memaksimalkan gedung yang sudah ada,” ujar Afif, yang juga Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan.

Namun Afif menekankan, kebutuhan mendesak seharusnya justru pada tenaga dokter spesialis. Misalnya dokter hematologi, endokrin, gastroenterologi, konsultan ginjal dan hipertensi, hingga spesialis jantung intervensi.

“Pirngadi harus kompetitif merekrut dokter-dokter yang bagus. Dokter juga perlu kepastian apakah ada pasiennya di sana. Kalau tidak ada regulasi dan standar perekrutan yang jelas, sulit menarik mereka,” tegas Afif.

Ia menambahkan, ketiadaan kriteria tertulis dalam perekrutan membuat konsep bisnis RSUD Pirngadi belum jelas. “Kalau perencanaannya tidak clear, bagaimana kita mau tambah dana? Misalnya, kalau merekrut dokter A, harus jelas proyeksi kasus yang bisa ditangani,” kata Ketua Bapemperda DPRD Medan itu.

Hingga kini, sejumlah dokter subspesialis belum tersedia di RSUD yang hampir berusia satu abad itu, di antaranya spesialis endokrin untuk diabetes, gastroenterologi, konsultan ginjal dan hipertensi (KGEH), serta spesialis jantung intervensi.

Share:
Komentar

Berita Terkini