MEDAN - Sungai Alas Aceh Tenggara menjadi saksi kisah haru perjuangan srikandi-srikandi arung jeram Sumatera Utara (Sumut), yang berhasil mendulang dua medali emas di PON XXI.
Tim Arung Jeram Putri Sumut berhasil meraih dua medali emas dari nomor Down River Race R6 dan R4, hasil luar biasa dan menjadi catatan sejarah bagi olahraga sungai ini. Dan, salah seorang atlet yang menjadi sentral dalam keberhasilan tersebut adalah Kirana Aliyyu Jingga. Dia adalah kapten tim yang memimpin rekan-rekannya menaklukkan
Jingga-sapaan akrab Kirana Aliyyu Jingga, menceritakan kesan-kesan dalam partisipasinya pada cabang olahraga yang baru pertama kali diperlombakan di PON kali ini. Gadis kelahiran 31 Maret 2005 tersebut menyebutkan, prestasi ini juga menjadi catatan emas bagi dirinya pribadi setelah sekitar empat tahun menggeluti olahraga sungai ini.
Putri dari pasangan Diar Astelito dan Mursidawati Marpaung menyukai suka arung jeram karena keseruan dan tantangannya, termasuk memimpin rekan-rekannya Mozza Ariffa Pianka, Giana Sonya, Trioni Narvatilova, Ira Kusuma Ningtiyas dan Nurul Haniyah Liza di kelas R6 serta Mozza Ariffa Pianka, Ira Kusuma Ningtiyas dan Nurus Haniyah Liza di R4.
Mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) ini mengungkapkan rasa haru dan bangga karena sudah menuntaskan perjuangan selama satu tahun lebih semenjak masa seleksi dengan hasil yang memuaskan.
"Rasanya sangat terharu dan masih enggak nyangka saya dan teman-teman bisa meraih medali emas. Selain itu seluruh teman-teman saya di perahu juga membantu dalam hal komunikasi, jadi saya sangat berterima kasih sekali dengan mereka," ungkap Jingga, yang dihubungi dari Medan, Senin (16/9/2024).
Jingga menyebut kesan-kesannya selama persiapan PON campur aduk, ada suka duka, lelah, kesal, sedih, tapi seru karena selalu bareng teman-teman.
"Selama persiapan PON rasanya diuji banget kesabaran itu, karena pastinya kadang ada rasa kesel sama pelatih tapi tetap kami ikuti apa yang dia bilang. Tapi sekarang, rasa kesel dan sedih itu terbayar dengan medali emas," ucapnya.
Yang utama, dia sangat bersyukur atas karunia dari Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kelancaran, kemudahan, dan badan yang sehat selama menjalani pemusatan latihan.
"Dan yang kedua, saya berterima kasih kepada kedua orangtua saya yang sangat saya sayangi, karena mereka berdua telah mendukung dan mendoakan saya dalam segi apapun, di saat saya mulai melemah mereka menyemangati saya dan men-support saya," ungkapnya.
Dia juga sangat berterima kasih kepada tiga pelatih yaitu Coach Jultri dan Zepta (pelatih teknik) serta Coach Galung (pelatih fisik).
"Saya berterima kasih banyak pada mereka karena sudah sangat sabar dan tabah menghadapi dan melatih saya dan teman-teman. Tanpa mereka kami tidak ada apa apanya, tanpa mereka kami tidak akan mencapai hasil yang kami mau," sebutnya.
Jingga juga berterimakasih kepada seluruh keluarga yang telah mendukung dan mendoakannya dari jauh.
"Tak lupa terima kasih kepada pelatih saya dari klub dulu yaitu Bang Ardiansyah Tanjung, dialah yang melatih saya dari awal dulu sampai saya bisa masuk Pelatda Arung Jeram. Tanpa dia saya juga tidak akan sampai di sini,” ungkapnya.
“Selain itu terima kasih kepada Ketua FAJI Medan Bang Boy yang selalu mendukung kami lewat apapun itu, dan juga selalu memberikan motivasi dan semangat," sambungnya.
Dia mengatakan Pengprov FAJI Sumut selama ini telah memfasilitasi mereka dari mulai alat-alat yang diperlukan selama pemusatan dan untuk lomba juga. Jingga menyebut, rencananya setelah PON masih akan lanjut pada kegiatan arung jeram.
Namin dia akan memberikan porsi lebih besar dulu untuk membereskan kuliahnya yang banyak tertinggal dikarenakan menjalani TC.
"Sambilan saya juga latihan balik ke klub Beavers Adventure untuk menghadapai event-event lomba lainnya. Untuk event apa saja, saya belum tahu, tapi yang pasti untuk di Medan seperti Porwil dan Porkot, atau event yang akan diselanggarakan oleh FAJI MedaN,”' pungkasnya.