Di balik gegap gempita sejarah Minangkabau, di antara dua suku besar Koto Piliang dan Bodi Caniago, berdiri sebuah suku yang membawa kisah berbeda. Ia datang bukan dari nagari dalam, tapi dari negeri seberang, dari gelombang sejarah yang panjang dan misterius.
Dialah Suku Jambak, suku pengembara yang kini mengakar dalam tubuh Minangkabau.
Hera Mong Campa dan Jejak Campa di Koto Tuo
Legenda bermula dari Hera Mong Campa, seorang ratu dari tanah Campa (yang kini berada di wilayah Vietnam dan Tiongkok selatan). Bersama para pengikutnya, ia melintasi laut dan daratan, hingga tiba di Koto Tuo, Agam.
Tapi mereka tak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa ilmu, budaya, dan keberanian—dan masuk ke Ranah Minang lewat peperangan dan ekspansi. Penduduk awal yang konon berasal dari Turkestan tersingkir. Maka berdirilah satu kelompok baru yang kelak dikenal sebagai Suku Jambak.
Dari Agam ke Seluruh Ranah Minang
Dari Panampuang hingga Pariaman, dari Pasaman ke Bangkinang dan Taluk Kuantan — suku Jambak menyebar luas. Tapi mereka tak kehilangan identitas. Di mana mereka membuka tanah baru, di situlah nama “Kampung Jambak” diberi.
Hidup berkelompok, menjaga silsilah, dan memperkuat ikatan darah adalah bagian dari karakter mereka.
Mitos Hujan dan Karakter Leluhur
Orang-orang tua Minang sering berkata: “Kalau orang Jambak baralek, biaso hujan turun.”
Mitos ini diyakini berasal dari sumpah Hera Mong Campa, saat ia memohon hujan turun di tengah kemarau panjang, sebagai pertolongan atas kesulitan rakyatnya.
Ciri khas lain suku ini adalah sifat pendiam, menurut, dan tidak neko-neko. Bahkan secara genetik, ada kecenderungan mereka mengalami gangguan pendengaran di usia tua—satu tanda biologis yang dianggap sebagai “pesan leluhur”.
Pecahan dan “Jambak Tujuah Janjang”
Seiring waktu, suku Jambak berkembang dan melahirkan banyak cabang. Yang paling dikenal di antaranya:
• Suku Salo
• Suku Kateanyia
• Suku Harau
• Suku Patopang
Beberapa tambo menyebutkan, ada hingga tujuh cabang, yang disebut sebagai “Jambak Tujuah Janjang” , simbol keberagaman dalam kesatuan darah Campa.
Nilai Moral & Warisan Sejarah
• Suku Jambak adalah bukti bahwa pengaruh luar bisa menyatu tanpa menghilangkan adat Minangkabau.
• Ia membawa cerita tentang perjalanan, perjuangan, dan penerimaan dalam keragaman.
• Dan lebih dari itu, menjadi Jambak adalah membawa darah pemberani dari utara, yang kini berakar di bumi Minang.
Apakah kamu anak Jambak?
Kalau iya, ketahuilah bahwa darahmu membawa kisah panjang dari Campa ke Agam, dari perantauan ke ranah leluhur. Jangan lupakan akar. Jangan sia-siakan nama.