DAIRI - Isu narkoba tidak pernah berhenti menjadi ancaman, terutama bagi generasi muda. Banyak kasus penyalahgunaan berawal dari alasan sederhana: rasa ingin tahu.
Hal ini mengemuka dalam acara Talk Show Pramuka Yes Narkoba No dalam rangkaian Kirab Tangkal Napza Kwartir Cabang Dairi yang diselenggarakan di Hotel Beristra, Sitinjo, Senin 13 Oktober 2025.
Talk show ini menghadirkan suara dari berbagai sisi, mulai dari pemerintah dalam hal ini Bupati Dairi, yang juga menjadi Kamabicab, Vickner Sinaga, Anggota DPR RI Komisi III, Mangihut Sinaga, Kapolres Dairi, AKBP Otniel Siahaan, Dandim 0206 Dairi,Letkol Czi Nanang Sujarwanto, Kajari Dairi Cahyadi Sabri, Kadis Kesehatan Dairi, dr.Henry Manik, dan Ketua Kwarcab Pramuka Dairi, Binuar Malau, Ketua TP PKK, Ny Rita Puspita Vickner Sinaga, dan para anggota Pramuka Dairi.
Menngawali talkshow, Bupati Dairi, Vickner Sinaga menjelaskan sebagian besar remaja yang terjerat narkoba berawal dari keinginan mencoba.
Fenomena ini kata Vickner menunjukkan bahwa narkoba kerap dianggap solusi instan bagi masalah emosional, padahal justru menjerumuskan lebih dalam pada perasaan tertekan dan ketergantungan yang ujungnya merusak otak dan fungsi tubuh lainnya.
“Pertamanya itu dikarenakan mereka hanya ingin coba-coba. Mereka berpikir hanya sedikit obat bisa membantu mengatasi stres atau depresi mereka. Padahal itu jalan yang salah,” ungkapnya.
Bupati menegaskan bahwa pencegahan narkoba bukan hanya tanggung jawab aparat, pemerintah melainkan juga peran lingkungan, keluarga, dan sekolah. Mulai dari komunikasi yang sehat, pendampingan emosional, hingga saluran bantuan resmi menjadi kunci agar remaja tidak terjerumus.
"Saya berharap Pramuka menjadi garda terdepan pencegahan peredaran Narkoba secara khusus di Kabupaten Dairi," ungkap bupati.
Senada, dengan bupati, Anggota Komisi III DPR RI, Mangihut Sinaga menjelaskan, wilayah Sumatera Utara menjadi daerah empuk para pemasok untuk mengedarkan narkoba.
Ia menyebut, besarnya peredaran narkoba di Sumatera Utara karena para pemasok memanfaatkan letak Sumut yang strategis.
"Peredaran narkoba besar di Sumut, karena letaknya yang berada di segitiga emas. Di mana negara-negara Asia penghasil narkoba seperti Laos, Myanmar dan Thailand melalui perairan Malaysia memasuki perairan Aceh dan Sumut. Akhirnya Sumut menjadi perlintasan dan peredaran narkoba. Pesan saya, bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat secara umum, katakan tidak pada narkoba," katanya.
Acara diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama pemberantasan narkoba di Kabupaten Dairi. (Cph)