SERDANG BEDAGAI — Banjir mulai surut di sebagian wilayah Serdang Bedagai (Sergai), namun kini warga dihadapkan pada persoalan baru: kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah berlangsung tiga hari terakhir. Kondisi ini membuat roda transportasi terganggu, terutama di jalur vital Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).
Di sepanjang Sergai tercatat 10 SPBU: 1 di Pantai Cermin, 4 di Perbaungan, 1 di Teluk Mengkudu, 2 di Sei Rampah, 2 di Sei Bamban dan 1 di Dolok Masihul. Namun mayoritasnya mengalami kekosongan stok BBM sejak akhir pekan.
Antrian Mengular Sejak Dini Hari
Pantauan di Perbaungan pada Senin (1/12/2025) mulai pukul 03.00 WIB, dua SPBU Simpang Tiga Pekan dan Kota Galuh sudah kehabisan Pertalite, Pertamax, dan Solar sejak sekitar pukul 00.15 WIB. Sementara antrian truk lintas provinsi, angkot, mobil pribadi hingga ratusan sepeda motor memenuhi badan jalan, menyebabkan kemacetan dua arah.
Menjelang pukul 10.00 WIB, SPBU Simpang Tiga Pekan kembali mendapat suplai Pertalite dan Solar. Namun kondisi justru semakin semrawut: motor-motor bertangki modifikasi yang diduga kuat milik jaringan mafia BBM—lalu lalang mendominasi pengisian.
SPBU Lain Masih Gelap Stok
SPBU Kota Galuh: Semua jenis BBM masih kosong, namun antrian sudah mengular menunggu pasokan.
SPBU Pasar Bengkel: Petugas menyebut suplai BBM masih dalam perjalanan.
SPBU Sei Sijenggi Pasar 3: Area masih lengang, kedatangan BBM tidak pasti.
SPBU Pasar 4: Antrian kendaraan padat, terutama pengguna Pertalite, disertai lalu lalangnya motor bertangki besar hasil modifikasi.
SPBU Sei Buluh Teluk Mengkudu: Ratusan kendaraan menunggu Pertalite dan Pertamax.
Harga Eceran Melonjak Liar
Kelangkaan ini membuat harga BBM eceran melejit. Di Sei Buluh, Pegajahan, hingga Naga Lawan, Pertalite dijual Rp25 ribu – Rp30 ribu/liter. Bahkan kemarin, setengah botol kecil mineral (½ liter) dilepas dengan harga Rp12 ribu.
Seorang ibu yang sudah mengantri sejak pagi mengatakan,
“Kami tak pilih-pilih, Pertalite atau Pertamax pun jadi. Yang penting ada minyak, kereta tak njorong. Kalau eceran di kampung sudah sampai Rp30 ribu.”
Minim Pengawasan, Warga Minta Polisi Hadir
Hingga siang hari, belum tampak kehadiran polisi yang mengawasi pendistribusian. Warga berharap aparat turun tangan untuk mencegah penyalahgunaan penyaluran ataupun aksi borongan oleh mafia BBM di seluruh SPBU Sergai.
