-->

BMKG: Faktor Global Tidak Mendukung Pertumbuhan Awan, Hujan di Sumut Dipicu Belokan Angin

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa faktor-faktor global seperti ENSO, IOD, dan OLR saat ini tidak memberikan pengar

Editor: PoskotaSumut.id author photo


MEDAN — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa faktor-faktor global seperti ENSO, IOD, dan OLR saat ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap cuaca di Indonesia, khususnya wilayah barat. Kondisi global tersebut dinilai kurang mendukung pembentukan awan sehingga tidak menjadi pemicu utama hujan di Sumatera Utara.

“Sampai sekarang, faktor global seperti IOD dan ENSO tidak terlalu mendukung pertumbuhan awan. Jadi pengaruhnya terhadap wilayah kita tidak terlalu signifikan,” ujar Endah Pariamita selaku Forcester BBMKG Wilayah 1 Medan dalam konferensi pers.

BMKG menjelaskan, hujan yang terjadi di Sumatera Utara beberapa hari terakhir lebih dipengaruhi faktor regional, terutama adanya belokan angin (shearline) dan konvergensi di sekitar wilayah tersebut.

“Belokan-belokan angin masih terjadi di Sumatera Utara. Kemarin anginnya berkumpul cukup signifikan, makanya hujan turun. Saat ini pun masih ada belokan angin yang menumpuk di wilayah pesisir timur,” jelasnya.

Potensi Hujan Bulan Desember

BMKG menyebutkan bahwa pada dasarian I (1–10 Desember), potensi hujan dengan intensitas ringan–sedang masih terjadi di pesisir timur seperti Langkat, Medan, Deliserdang, dan Serdang Bedagai. Wilayah pantai barat juga berpotensi mengalami hal yang sama.

“Potensi hujan masih ada hingga dasarian III. Namun intensitasnya mulai menurun dibandingkan November,” kata narasumber.

BMKG menegaskan hingga kini belum terpantau adanya potensi siklon baru yang dapat memicu cuaca ekstrem. Hujan yang muncul lebih disebabkan dinamika atmosfer regional seperti belokan angin, konvergensi, serta tingkat labilitas udara.

Tidak ada badai besar seperti siklon yang mengintai Sumatera Utara. Tidak pula ada anomali global seperti ENSO atau IOD yang sedang mengamuk.

“Justru faktor globalnya ini lemah,” katanya. “Tidak banyak mendukung pertumbuhan awan.”

Namun hujan tetap turun. Kadang deras, kadang hanya gerimis panjang yang menyusup di antara bangunan kota. Lalu apa penyebabnya?

Jawabannya ada di level regional, lebih dekat, lebih lokal, dan justru lebih menentukan. Masih ada belokan angin di atas Sumut. Angin yang semula datang dari berbagai arah, bertemu, membelok, lalu menumpuk di atas pesisir timur.

“Makanya kemarin itu hujan turun cukup merata. Ada akumulasi angin di wilayah kita,” jelasnya.

Masuk Desember, Sumut belum sepenuhnya lepas dari curah hujan. Dasarian pertama hingga ketiga masih menyimpan potensi hujan ringan–sedang, terutama di Langkat, Medan, Deliserdang, hingga Serdang Bedagai. Pantai barat dan kawasan pegunungan pun masih berpotensi basah meski dengan intensitas menurun.

Rumor soal siklon yang akan datang ditepis BMKG. Hingga kini, belum ada tanda-tanda terbentuknya badai besar di sekitar wilayah Indonesia.

“Hujan ini lebih karena faktor lokal—belokan angin, konvergensi, dan labilitas udara,” tuturnya.

Desember mungkin tetap lembap, tetapi intensitasnya tak lagi sedahsyat November. Yang bekerja kini adalah angin-angin kecil yang diam-diam bertemu, berbelok, lalu melahirkan hujan.

Share:
Komentar

Berita Terkini