MEDAN - Para orang-orang yang lahir di tahun 1950-an di kota Medan, khususnya di Sumatera Utara, pasti mengenal sosok seorang penyanyi wanita yang melantunkan tembang-tembang Melayu Deli. Ya Dia lah Nurainun.
Penyanyi yang pada masanya perna merahi 7 (tujuh) kali secara berturut-turut menjadi Bintang Radio RRI di Medan dari tahun 1951 hingga 1957. Dengan suara merdunya bak "Bulu Perindu" serta cengkok-cengkoknya melayunya yang tak kan perna dilupakan orang.
Kini, Nurainun sudah berusia 89 tahun. Penyanyi yang sudah banyak mengeluarkan banyak album ini, sudah tidak bisa banyak bergerak. Di Usia senjanya, Nurainun hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur. Untuk berdiri dan berjalan, fisiknya sudah tak mampu lagi.ujar Irwansyah anak dari Nurainun.
Saat disambangi ke rumahnya di Jalan Datuk Kabu, Gg Rezki, Jumat 26 Mei 2023, Nek Nurainun memang tengah terbaring di kamarnya. Kata Iwan ibunya itu tengah demam. Saat disambangi di kamarnya, Nek Nurainun hanya tersenyum sedikit. Tubuhnya tampak gelisah. Namun tak sepatah kata keluar dari bibirnya.
Melihat kondisi Nurainun (Ainun) yang tengah sakit, niat untuk mewawancarai nya pun terpaksa dibatalkan. Sebab Nek Nurainun terlihat agak sesak, sulit bernafas dan terus terbatuk-batuk.
Dari beberapa sumber yang dekat dengan Nek Ainun ini diperoleh informasi jika beliau sudah uzur dan sudah suka ngawur jika berbicara. Bahkan baru-baru ini pernah jatuh dan mengalami cedera pada kakinya.
"Wak Enon sudah sangat tua lah. Baru-baru ini juga jatuh dan sakit kakinya. Jadi sekarang lebih banyak berbaring di tempat tidur. Tapi kalau disuruh nyanyi masih hapal dia, " kata Evi warga Tembung, yang kakak kandungnya merupakan menantu Nurainun.
Soal menyanyi itu sempat juga dicoba, memintanya untuk bernyanyi. Namun Nurainun hanya mampu sebait. Nurainun mencoba menyanyikan lagu "Keluhan Jiwa" karya M Nasir yang sangat terkenal itu.
Kata Evi maupun Iwan, jika tidak lagi demam, Nurainun akan lebih fasih dan lantang menyanyikan lagu-lagu nya. Namun karena sakit suaranya terdengar lemah meski cengkok nya masih terasa indah terdengar.
Meski begitu Nurainun masih terlihat menyanyi dengan penjiwaan . Sesekali tangannya bertepuk untuk menjaga tempo. Dan kalau jedah dia juga menyanandungkan musik refren. Namun hanya sebait lagu, kami segera memintanya untuk berhenti, melihat nafasnya yang tersengal-sengal.
Begitulah kini kehidupan Seniman tua yang pada masanya sangat legendaris itu. Rumahnya sangat bersahaja. Sebuah rumah tinggi dengan artistektur Rumah Melayu yang khas. Sejak dibangun pada tahun 2001, Nurainun tidak pernah merombak rumahnya itu.
Rumah itu kini menjadi satu-satunya rumah yang sangat khas di situ. Diapit oleh rumah-rumah batu yang modern. Hal itu membuat rumah Nurainun menjadi unik tapi terlihat berbeda dari rumah masyarakat lainnya di situ.
Menurut Iwan, Ibunya ini masih saja sering diundang untuk bernyanyi. Biasanya ibunya susah menolak. Nurainun masih saja mau memenuhi undangan itu. Namun kini jika ada undangan Nurainun sudah tak diizinkan lagi oleh anak-anak nya untuk pergi.
"Pernah tangan ibu terkilir waktu diundang nyanyi. Sebab matanya pun tak bisa melihat dengan jelas lagi. Jadi sekarang kami larang. Cuma kalau datang ke rumah ini, biasanya ibu sangat gembira. Ada juga yang datang bawa peralatan musik, lalu nyanyi di rumah ini. Itu ibu terlihat senang dan bahagia, " tandas Iwan yang mengaku tinggal tak jauh dari rumah ibunya ini.