LANGKAT - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melakukan aktivasi dan optimalisasi Posyandu 100%, dengan tujuan untuk menurunkan prevalensi stunting di Sumut. Karena stunting merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan anak-anak.
"Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan potensi masa depan mereka. Diperlukan berbagai inovasi, serta melanjutkan praktik-praktik baik yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, dalam menurunkan prevalansi stunting. Salah satu upaya yang sangat strategis adalah melalui aktivasi dan optimalisasi Posyandu 100%," kata Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin saat monitoring intervensi serentak pencegahan stunting di Dusun Kantil, Desa Padang Brahrang, Kabupaten Langkat, Senin 10 Juni 2024.
Jika seluruh Posyandu ini diberdayakan secara maksimal, kata Hassanudin, maka stunting dapat diturunkan secara maksimal. Posyandu dianggap memiliki peranan krusial sebagai ujung tombak dalam memberikan layanan kesehatan, pemberian protein hewani, pelatihan kader, edukasi gizi, dan pemantauan pertumbuhan anak, serta penimbangan 100%.
"Langkat ini memiliki Posyandu terbanyak ketiga, ada 1.246 unit dan sudah dilengkapi dengan alat antropometri standar. Maka saya optimis peran Posyandu yang aktif, produktif, dan kolaboratif akan mampu menyukseskan penurunan stunting, khususnya di Langkat. Saya juga mengajak seluruh kader Posyandu, tenaga kesehatan, serta masyarakat, untuk bekerja sama dan memastikan bawa setiap posyandu aktif dan berfungsi dengan baik," ajaknya.
Menurut Hassanudin, untuk menurunkan angka stunting bukan hanya membutuhkan upaya media semata, juga memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Ia pun akan memantau langsung kegiatan intervensi yang dilakukan oleh Kabupaten Langkat secara bersama-sama.
Namun sebelumnya, Hassanudin ingin mengapresiasi pencapaian Kabupaten Langkat yang berhasil menekan prevalensi stunting sebesar 1,70% pada tahun 2023 menjadi 16,90%. Untuk di Sumut, prevalensi stunting saat ini 18,90%, target penurunan prevalensi stunting tahun 2024 sebesar 14,92%.
"Ini adalah prestasi yang patut kita banggakan dan contoh bagi daerah lain di Sumut. Namun, kita tidak boleh berhenti bergerak, akselerasi penurunan stunting melalui gerakan intervensi yang paripurna, harus terus kita lakukan dengan metode yang inovatif dan adaptif," ujarnya.
Sementara Pj Bupati Langkat HM Faisal Hasrimy mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pj Gubernur Sumut bersama Pj Ketua Tim PKK Sumut Dessy Hassanudin pada acara Kick Off Intervensi Kegiatan Stunting untuk Kabupaten Langkat. Dengan kehadiran Pj Gubernur beserta Pj Ketua Tim PKK Sumut, merupakan tambahan energi yang luar biasa bagi Kabupaten Langkat, dalam menurunkan stunring secara masif.
"Alhamdulillah, dari dana desa juga sudah kami alokasikan, kami semua bergerak serentak untuk melakukan intervensi penanganan stunting. Bahkan hari ini saya sudah perintahkan Bapak Sekda untuk langsung mengecek by name, by address, masyarakat ataupun anak-anak kita yang terindikasi stunting. Bukan lagi yang terindikasi, kita akan lakukan intervensi secara nyata. Alhamdulillah ya, kita sudah bisa turunkan di angka 1,70%. Artinya sudah ada bukti penurunannya dan target kami di tahun ini bisa kami turunkan menjadi 10%," ujarnya.
Selain berkunjung ke Posyandu Kantil, Desa Padang Brahrang, Pj Gubernur Sumut, Pj Ketua Tim PKK Sumut, Pj Bupati Langkat, bersama Kepala BKKBN Sumut Munawar Ibrahim, Forkopimda Sumut, Forkopimda Langkat, dan seluruh kader PKK Sumut dan Langkat juga meninjau pelaksanaan Posyandu Lestari di Dusun V, Desa Seilimbat, Kabupaten Langkat.
Mereka melihat sejumlah kegiatan seperti imunisasi, timbang, ukur tinggi, serta edukasi pemberian asupan gizi bagi anak. Pj Gubernur Sumut juga memberikan sejumlah bantuan kepada sejumlah anak yatim dan orangtua berupa kebutuhan pokok dan bantuan makan tambahan.